Jumat, 13 Januari 2012

(Untittled)-Fanfiction


Cast: Yesung SuJu + Kyuhyun SuJu
Disclaimer: anggota SuJu milik ortu masing-masing, story milik saya ^0^

“Hyung, kapan Hyung bisa mengantar aku membeli DVD game lagi? Aku rindu Hyung. Aku tidak bohong Hyung, cepat sembuh ya” tangis Kyu pilu di samping tubuh Yesung yang terkapar tidak berdaya di ruang ICU rumah sakit. Yesung koma. Sudah tiga belas hari ini dia tidak memperlihatkan tanda untuk sadar. Hanya saja nafasnya masih tetap berhembus walau tidak stabil sehingga harus dibantu dengan alat nafas bantu. Tidak hanya bantuan alat nafas, tapi juga masih banyak alat-alat kedokteran lain yang menancap di tubuhnya. Kyuhyun tidak tega untuk menatapnya lama-lama. Tapi, dia sudah sangat rindu...
Dipandanginya wajah Hyung kesayangannya yang kini tampak pucat  walau bibirnya seperti menorehkan senyum tipis seperti biasanya. Dibelainya poni Yesung yang tergerai ke dahi, dan ingatan Kyu pun berputar secara gaib menuju tiga belas hari sebelumnya...
*Flashback: on*
-Kyuhyun POV-
”Hyung, aku lapar. Ayo temani aku makan di restaurant Rodeo.” pintaku malam itu kepada Yesung-Hyung yang sedang santai menonton film yang disiarkan salah satu stasiun TV di kota kami.
”Sepertinya Wookie sudah memasakkan makanan lezat untuk kita. Buat apa membuang-buang uang?” jawab Ye-Hyung tanpa mengalihkan sedikit pun perhatiannya dari TV.
”Betul, Tuhan tidak menyukai orang yang boros dan membuang-buang uang yang dia punya untuk hal yang tidak penting,” Siwon memulai khotbah seperti biasanya.
Aku hanya mendengus,
”Aku bosan dengan makanan Wook-Hyung. Pasti kali ini masih telur dadar seperti kemarin,”
”Tapi makanan buatan dia selalu terasa enak kok,” puji Shindong.
”Setidaknya hargailah masakan Hyungmu, Kyu” timpal Leeteuk yang tiba-tiba datang sambil membawa makanan buatan Ryeowook dari dapur.
”Benar, ini enak,” sambungnya. Aku makin kesal dan wajahku mulai ku tekuk seperti jika aku sedang marah.
Tiba-tiba Heechul menoleh ke arahku tajam dan tidak kusangka dia membentakku dengan keras,
”Kapan kau dewasa, Kyu!” bentak Heechul. Mulanya aku kaget, tapi aku tidak mau terlihat ciut nyali di pertandingan bentak-bentakan ini.
”Jika malam ini Ye-Hyung bersedia untuk ku ajak makan di luar!” teriakku tidak kalah menyeramkan. Tampak di sudut ruangan Eunhyuk kaget melihatku berani menyanggah Heechul yang sedang geram. Yaah, memang bukan rahasia kalau aku lah satu-satunya member Super Junior yang berani menggoda Chull-hyung walau aku memang tahu bagaimana jika Chull-hyung sampai marah. Menakutkan.
”Sudahlah. Kali ini aku akan menemanimu, Kyu. Dan tepatilah perkataanmu tadi,” ucap Yesung sambil tersenyum penuh kemenangan. Seluruh member hanya menggeleng-geleng pasrah meladeni kemanjaanku yang di luar batas penalti (?) malam ini.
Sebenarnya aku mengajak Yesung keluar dorm bukan tanpa alasan. Hari ini tanggal 23 Agustus, besok adalah hari ulang tahun Yesung. Aku ingin menjadi pengucap ulang tahun pertama untuknya sekaligus memberikan kesan ulang tahun paling menarik yang pernah Ia rasakan bersamaku. Jadi rencananya, aku akan mengajak Yesung ke restoran terlebih dahulu lalu merengek meminta pergi ke bioskop untuk menunggu jam 00.00 tiba. Dan supaya terlihat lebih jahil, aku akan membuat Yesung agak jengkel kepadaku terlebih dahulu.
Di dalam restoran aku berusaha memancing kemarahan Yesung. Ada saja yang aku lakukan. Seperti melemparkan spaggheti ke wajahnya, menumpahkan saos ke kaosnya, maupun membasahi sepatunya menggunakan air minumku. Namun, ajaibnya Yesung menanggapi itu semua dengan tenang.
Tak jauh beda saat di bioskop, dengan sengaja aku menumpahkan popcorn yang menyebabkan orang-orang jengkel lalu dengan santainya aku melemparkan kesalahan kepada Yesung. Alhasil, Yesunglah yang didamprat orang-orang tua penuh disiplin dan etika itu.
Sepertinya rencanaku tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Film di bioskop selesai pada pukul 23.34. Jauh dari angka 00.00. Namun aku tidak kehabisan akal. Aku akan mengajak Yesung untuk berkeliling kota dan memperhitungkan akan sampai di alum-alun kota jam 12 malam kurang lima menit. Lalu barulah di alun-alun itu aku menyerahkan hadiah ulang tahun kepada Yesung.
Aku merengek kepada Yesung (lagi-lagi) untuk membiarkan aku menggantikan dia sebagai pengendara mobil alias sopir. Yesung hanya bisa mengangguk karena sepertinya dia sudah mulai mengantuk. Entah setan apa yang berkeliaran di pikiranku (atau aku memang setan), saat melihat salah satu minuman beralkohol yang dijual di dekat gedung bioskop aku menjadi tergoda. Melihat aku yang tergoda minuman, Yesung pun kaget dan menyarankan kepadaku untuk membeli minuman lain saja.
”Jangan terlalu banyak minum, Kyu. Mabuk itu tidak baik.” tegurnya.
Aku hanya mencibir tidak peduli.
”Bilang saja kau tidak bisa minum!”. Akhirnya, tanpa menghiraukan nasihat Yesung, aku pun membeli dan menenggak minuman tadi sampai habis. Melihat arloji yang sudah menunjukkan pukul 23.43, aku pun langsung mengajak Yesung pulang. Alih-alih pulang, aku membawa dia ke alun-alun seperti yang sudah ku rencanakan.
Saat mengendarai mobil, aku merasa mabuk. Tapi biarlah, aku juga mengendarai mobil dengan kecepatan di bawah rata-rata alias tidak ngebut. Lagipula jalanan sepi. Kupandangi Yesung yang tampaknya sudah sangat susah mengusir kantuk. Selang beberapa detik kepalanya pasti tertunduk gara-gara kantuk. Dan dia pun segera mengangkat kepalanya untuk tetap terjaga.
Tiba-tiba hal yang tidak kami inginkan terjadi. Saat melewati tikungan, sebuah truk besar menyalip mobil kami. Aku yang tidak siap karena terlalu mabuk segera membanting stir dan malah menabrak pembatas jalan. Yesung yang merasa ada yang aneh pun langsung terjaga dan tampak ketakutan melihat mobil kami sudah meluncur jatuh menuju jurang. Dia hanya menggenggam tanganku sambil mengatakan sesuatu yang tidak jelas sambil terpejam. Aku juga sangat ketakutan. Kupejamkan mataku sampai akhirnya kurasakan mobil kami berguling dan... aku tidak merasakan apa-apa...
”Kyuhyun...” bisik seseorang dengan lembut di telingaku. Perlahan-lahan ku buka kelopak mataku dan yang terlihat pertama kali adalah Heechul. Seseorang yang pernah kubentak beberapa jam sebelum kejadian naas itu terjadi.
”Syukurlah, dia sudah melewati masa kritisnya.” ucap seseorang yang aku yakin adalah suara dokter. Benar saja, dia berjas putih dan mengalungkan stetoskop seperti dokter kebanyakan. Dia hanya tersenyum dan meninggalkan aku serta sebelas member Super Junior lain di bangsal rumah sakit ini. Hah? Sebelas??? Siapa yang tidak ada? Aku mencoba mengingat-ingat kembali siapa yang belum hadir di ruangan ini. Aah! Kim Jong Woon!
”Yesung... Hyung~. Hyung dimana?” tanyaku lirih. Saking lirihnya, tampaknya hanya Sungmin yang mendengarku. Dia hanya menjawab pendek, dan sama sekali tidak melegakanku.
”Hyung sedang tidur, dia tampak lelah. Kau boleh menjenguknya jika kau sudah sembuh”.
Apa-apaan ini! Biasanya Hyung yang menjengukku, bukan sebaliknya! Biasanya Hyung yang setia menjagaku, tapi kali ini dia malah segan untuk bertemu denganku. Atau dia marah karena aku mengabaikan nasihatnya untuk tidak minum saat akan mengendarai mobil dan akhirnya menyebabkan kecelakaan ini terjadi? Tapi ini bukan sepenuhnya salahku! Ini salah minuman alkohol. Sepertinya sifat kekanak-kanakanku muncul kembali. Aku malah menjadi malas bertemu Hyung. Aku berprasangka bahwa dia tidak mau bertemu lagi dengan dongsaeng kurang ajar seperti aku. Oke! Jika dia menganggapku kurang ajar, aku juga tidak mau menganggap dia sebagai Hyungku lagi. Tunggu saja Yesung! Aku akan cuek kepadamu!
Hingga hari kelima setelah aku sadar, aku masih kuat tanpa kehadiran Yesung. Aku masih sanggup cuek terhadap dia. Tapi, kenapa aku tidak pernah melihat batang hidung maupun mendengar sepatah kata dari mulutnya? Ini aneh. Di hari ke-enam aku sudah sangat penasaran dan akhirnya bertanya kepada Donghae tentang keberadaan Yesung. Dia hanya menyarankanku untuk fokus pada kesehatanku dan akan mempertemukan aku dengan Yesung jika aku sudah benar-benar pulih. Di lain kesempatan aku juga menanyakan hal yang sama kepada Siwon, Hankyung, Kangin, dan Kibum, tapi jawaban mereka tidak teramat beda. Memuakkan.
Aku pun berusaha untuk sembuh dengan cepat. Aku rindu Yesung. Prasangka burukku terhadapnya mulai hilang. Hingga akhirnya, di hari ke-sembilan aku diperbolehkan berjalan dan menjenguk Yesung di ICU. Dokter sempat bingung dengan kesembuhanku yang begitu pesat. Pasalnya, aku mengalami kecelakaan jauh lebih parah dari Yesung-Hyung. Tapi, anehnya aku malah cepat sembuh dan Yesung-Hyung yang mengalami kecelakaan tidak terlalu parah masih terbujur tidak berdaya sampai-sampai berada di ICU. Aku sempat kaget saat tahu dia berada di ruangan itu. Seberapa parahkah sebenarnya keadaan Yesung hyung? (Aku mulai memanggilnya Hyung lagi). Aku tidak tahu ternyata dia mengalami kecelakaan yang lebih parah daripada aku. Didampingi Ryeowook dan Hankyung, aku pun masuk ke ruangan khusus itu. Aku sangat terpukul dengan keadaan Yesung Hyung yang sekarat. Ini semua gara-gara kebodohanku! Aku hanya bisa menangis meratapi Yesung yang tampak tenang di ranjang. Aku rindu masa-masa dimana dia sangat cerewet, hiperaktif, dan menyenangkan. Berbeda dengan saat ini. Dia menjadi pendiam, sangat menyiksaku yang terbiasa menjahili dia.
Setiap hari aku tidak pernah absen untuk menjenguk dia. Aku sangat rindu senyuman sok cakepnya itu. Aku rindu mengalahkan dia di setiap serial game balapan yang kami mainkan. Aku rindu kebiasaan dia menyentuh philtrum member SuJu, aku merindukan semua tentang Yesung-Hyung...
*Flashback: off*
Ini hari ke-empat belasnya Yesung mengalami koma. Tidak tampak perkembangan berarti dari tubuhnya. Tubuhnya masih saja terbujur kaku. Tapi, aku yakin kalau Tuhan pasti akan menyembuhkan Yesung-Hyung separah apapun luka yang dia alami. Yesung-Hyung kan Hyung yang sangat baik. Dan Tuhan akan memberikan ganjaran setimpal bagi umat-Nya yang bersikap baik. Kata-kata itu bukan aku dapatkan secara cuma-cuma, aku menirunya dari perkataan Siwon saat kami saling sindir di dorm sekitar tiga bulan yang lalu.
Memang bukan hanya aku yang menjaga Yesung-Hyung. Anak-anak SuJu yang lain juga sering membesuk. Tapi mereka juga mempunyai kesibukan sendiri, dan akulah yang mendapat jatah menjaga Yesung-Hyung paling lama. Perlu aku tekankan bahwa SuJu sedang mendapatkan liburan panjang di musim panas ini. Jadi aku FREE.
Seminggu setelah aku dinyatakan pulih, dokter mengijinkanku pulang ke dorm. Aku sangat senang! Aku bisa kembali berkencan dengan PSPku. Tapi, tentu ada yang kurang. Yesung-Hyung masih saja diharuskan menginap di rumah sakit.
---
Hari ini sudah memasuki tanggal 23 September. Hampir sebulan Yesung-Hyung mengalami koma. Kalau saja Yesung-Hyung sudah bangun dan tahu kalau sekarang sudah musim gugur pasti dia sangat senang. Tahu saja, Yesung-Hyung kan sangat menyukai musim gugur.
Malamnya, entah kenapa aku tidur lebih awal. Hari ini aku mendapat jatah tidur di dorm. Yang menjaga Yesung di rumah sakit adalah Ryeowook dan Shindong. Perlahan kupejamkan mataku. Rasanya aku lelah sekali. Akhirnya, aku pun terbawa di alam mimpi...
Ah! Aku berada dimana? Semuanya tampak putih bersih. Tiba-tiba ada seseorang yang menggandengku dari sebelah kanan. Kupandangi sosok yang menggandengku itu. Yesung-Hyung! Aku pun memeluknya sangaaaat erat seakan aku tidak mau kehilangan dia lagi. Dia hanya membalas pelukanku dengan tertawa kecil. Tawa yang sudah sangat lama aku rindukan. Dia membawaku ke tepi taman yang asri dan mengajakku duduk di bangku dekat kolam ikan yang sangat besar. Gemericik air di air terjun buatan membuat pemandangan makin indah.
”Kyuhyun,” panggil Yesung lirih.
”Iya Hyung?” jawabku bersemangat. Bibirku tidak berhenti tersenyum melihat Yesung-Hyung yang telah pulih.
”Kau harus tepati janjimu yang dulu, jadilah dewasa,” Yesung mengacak-acak rambutku.
”Hm,” aku agak sewot diingatkan kepada janji konyol yang pernah kubuat sebulan yang lalu.
”Maafkan aku ya, sudah menjadi Hyung yang menyebalkan bagimu. Hahaha...! Mulai sekarang, kau tidak boleh manja begitu. Kau juga jangan terlalu sering minum. Ingat umurmu, evil.” serunya sambil tertawa.
”Tapi aku kan maknae di SuJu,”
”Aku tidak peduli. Di lain waktu kau juga akan menjadi ayah. Ingat itu. Kau tidak bisa selamanya bersikap seolah kau yang paling muda dan harus dimanja.”
”Iya, aku akan berusaha” aku agak tidak bersemangat.
”Ehm, Hyung?” lanjutku.
”Mwo?”
”Saengil chukkae hamnida. Mian telat. Sebenarnya di malam itu...”
”Iya, aku sudah tahu. Gamsahamnida Dongsaeng” jawabnya sambil tersenyum maniiis sekali. Matanya yang sipit sampai seakan terkatup.
”Ne, cheonma,” aku tersenyum tulus. Hey, sepertinya sudah lama sekali aku tidak tersenyum tulus. Kebanyakan aku selalu menunjukkan ’evil smirk’, hehehe... .
”Ya sudah, aku lelah. Kau tidak melarang Hyungmu ini untuk istirahat, kan?”
”Tentu saja tidak.”
”Aku pergi dulu ya, jaga dirimu baik-baik. Sampai jumpa kembali. Hey, aku titip salam untuk Appaku, Eomma, dan Jong Jin ya!,” katanya lirih sambil berjalan lurus ke depan sementara aku hanya mengangguk. Dan lama-lama dia pun hilang ditelan cahaya putih. Aku terkejut dan berteriak-teriak memanggil Yesung. Aku mengejarnya namun sudah terlambat, dia sudah menghilang. Satu lagi kejutan aneh bagiku. Tiba-tiba seorang kakek tua berada di depanku dan memberitahuku sesuatu yang sangat ingin aku ketahui, yaitu kata-kata yang Yesung-Hyung ucapkan sesaat sebelum kami tidak sadarkan diri saat kecelakaan dulu. Seperti memutarkan video saat kami terjatuh di jurang, kakek tua tersebut seperti membawaku menonton apa yang sebenarnya terjadi. Dan saat sampai adegan Yesung-Hyung komat-kamit sambil menggenggam tanganku, sepertinya ada pengatur volume otomatis. Perlahan aku mendengar apa yang sebenarnya Yesung-Hyung katakan, kurang lebih seperti ini,
”Ya Tuhan, jika mungkin ini akhir dari hidupku, aku rela. Tapi biarkan Kyuhyun tetap hidup, aku sangat menyayangi dia. Jika seandainya dia terlalu lemah untuk bertahan, pindahkan sebagian dari nyawaku kepada dia. Aku mohon, Tuhan”
Dan setelah itu semua, video tadi selesai.
”Sekarang kau sudah tahu kan seberapa besar Hyungmu itu menyayangimu?” tanya Kakek Tua misterius itu.
”Iya. Tapi, Tuhan tidak mengabulkan permintaannya kan? Maksudku, nyawa Yesung-Hyung tetap utuh di jiwanya kan?”. Aku sangat ingin mendapat jawaban dari pertanyaanku itu, tapi kakek tua hanya tersenyum dan perlahan penglihatanku kabur dan aku merasakan ada yang menepuk punggungku dengan keras...
”KYUHYUN! Sampai kapan kau akan tidur? Cepat bangun!” ternyata Donghae yang menggebuk punggungku. Ku tatap jam weker di atas rak. Sudah jam 09.00 pagi. Aku segera berlari ke kamar mandi menyerobot antrian Kibum sehingga dia mengumpat dengan eloknya saat aku masuk ke kamar mandi dan menguncinya rapat.
Setelah mandi aku segera mengajak Donghae pergi ke rumah sakit. Dan sialnya ternyata kami harus bersabar menunggu Hankyung yang masih berurusan dengan sabun mandi.
Tak sampai dua jam, seluruh member SuJu sudah berkumpul di depan ruang ICU. Yah! 12 orang di luar, dan 1 orang di dalam. Aku selalu berdoa agar hari ini pula Yesung-Hyung bisa ikut bergabung dengan kami kembali. Tiba-tiba Sungmin menceritakan mimpinya semalam.
”Kalian tahu? Aku bermimpi sangat aneh semalam tadi.”
”Kau mimpi apa? Rambut Heechul-Hyung berubah menjadi pink?” sosor Donghae diikuti sorot tajam pandangan Chull-hyung.
”Bukan!”
”Lalu?” tanya Shindong tak sabar.
”Aku bermimpi di datangi Yesung-Hyung. Lalu dia berkata padaku kalau dia sangat senang bisa mengenal Super Junior. Berbagi suka duka, canda dan kesedihan, banyak deh! Katanya, kita harus selalu bersama. Dan tentang malam naas itu, kita tidak boleh terlalu menyalahkan Kyu. Yesung-Hyung bilang Kyu punya niat baik di balik manjanya dia saat itu. Aku sama sekali tidak tahu maksudnya.” cerita Sungmin panjang lebar sambil menatap kebingungan padaku. Aku hanya bisa terdiam dan memalingkan pandanganku ke lantai.
”Hey, kau bermimpi seperti itu Minnie? Aku juga iya!” seru Leeteuk, Kangin, Shindong, Kibum, Ryeowook, Heechul, Hankyung, Siwon, Donghae, dan Eunhyuk hampir berbarengan. Aku hanya melongo dan memandangi wajah mereka yang tampak kaget karena mengalami mimpi yang sama. Wow, kurasa hal ini perlu masuk Book of Record.
Tiba-tiba entah dapat komando darimana, kami ber-dua belas masuk berlarian saling mendahului masuk ke ruang ICU, padahal tahu saja berapa jumlah maksimal penmbesuk ICU. Dan saat kami memandang mesin grafik detak jantung, garisnya sudah tidak membentuk bukit dan lembah lagi, tapi hanya berupa garis lurus. Yah, LURUS. Kami hanya bisa berteriak histeris dan Leeteuk segera memanggilkan dokter. Untuk beberapa lama, dokter berusaha untuk menyelamatkan nyawa Yesung-Hyung. Tapi, semua sudah terlambat. Yesung sudah terbang ke surga. Seperti keinginannya, jika arwahnya sudah tidak berada di tubuh, maka dia berkeinginan untuk pergi ke surga.
Aku sangat sedih melihat Yesung-Hyung pergi meninggalkan kami semua. Aku belum siap kehilangan Hyung sebaik dia. Kami ber-dua belas hanya bisa menangis tidak terkecuali. Sang suara emas telah berpulang. Tuhan pasti sangat menyayangi Yesung-Hyung sehingga Tuhan memanggil dia untuk pulang terlebih dahulu. Kupandangi wajah Yesung-Hyung yang terlihat tenang dan damai. Bibirnya yang mungil tampak seperti tersenyum bahagia. Aku terus meneteskan air mata. Tiba-tiba sosok kakek tua misterius dalam mimpiku muncul dalam fikiranku. Aku sekarang tahu jawaban dari pertanyaanku.
”Yesung-hyung, terimakasih semua kebaikan yang pernah kau lakukan untukku. Kau lah Hyung terbaik yang pernah aku miliki. Hati-hati di Surga. Kami pasti akan menyusulmu, jangan lelah untuk menanti ya. Kami akan sangat merindukanmu, Kim Jong ’Yesung’ Woon...”
Aku lalu menangis sambil menggenggam tangannya yang dingin. Menangis, paling keras dari yang lain. Member SuJu yang lain pun segera memelukku dan menghiburku. Mereka paham kalau aku yang paling terpukul atas semua ini. Perlahan ku usap air mataku dan kupandangi semua member SuJu termasuk Yesung-Hyung. Apapun yang terjadi, kita akan selalu bersama. WE BELIEVE IT.

--End 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar