Kamis, 16 Februari 2012

Gara-gara LJK part 2

Author balik~ XD Next yaaa...
GARA-GARA LJK part 2
-Yesung POV-
“Henry, mau ikut ke kantin tidak?” ajakku sambil menguap akibat terlalu bosan sedari tadi hanya mengusili Jessica.
”Tidak. Kau tahu Hyung? Materi Fisika kali ini sangat banyak. Aku tidak mampu menginggalkannya begitu saja,” jawab Henry ketus sambil membenarkan letak kacamatanya yang sudah turun ke mulut (?).
”Terserahlah.” balasku pelan sambil berjalan ke luar kelas. Kulewati lorong dan kelas-kelas ke arah kantin.
”Yesung Oppa!” tiba-tiba terdengar suara seorang Yeoja meneriakkan namaku. Kutolehkan kepalaku dan tampak Byul –Park Min Byul, sahabat karibku setelah Henry- berlari menyusulku. Saat kami sudah saling bertatap muka, aku memutuskan untuk memulai terlebih dahulu pembicaraan hari ini.
”Mwo?”
”Sebenarnya cuma mau kasih info, kalau besok jawaban kita diperiksa pake scanner,” jawab Byul masih terengah-engah.
”Haaaaaaaaaaaa~?” Aku kaget. Jelas. Aku benci scanner.
”Kaget ya kaget, tapi nggak segitunya juga kaleee~” Byul sewot. Dijitaknya kepalaku dengan keras.
”Tahukah kau kalau aku benci scanner?”
”Yah, aku tahu. Gara-gara kejadian tahun lalu saat-kertas-LJK-mu-sobek-dan-scanner-tidak-mau-tahu-tentang-hal-itu-padahal-jika-scanner-bersedia-toleran-pasti-kau-sudah-rangking-7-parallel, kan?” jawab Byul panjang lebar.
”Darimana kau tahu?” tanyaku cengo.
”Oh my gosh, dirimu sendiri yang cerita kepadaku! Maka dari itu aku memberitahumu kabar ini”
”Oh, aku amnesia”
”Terserah. Good luck saja untukmu” Byul tampak cuek dan kembali ke kelasnya. Sementara aku tidak jadi ke kantin dan malah menuju kelas untuk menodong Henry mengenai penghapus 2B-ku yang sudah sejak dua minggu yang lalu belum dia kembalikan. Aku akan mati tanpa penghapus itu. Mati.
>SKIP<
Malamnya aku benar-benar serius belajar. Ku cermati beragam rumus yang tergurat di lembaran buku latihanku. Demikian pula dengan 3 hari selanjutnya. Nah, setelah tes ini selesai kembalilah aku kepada habitatku semula, menginggalkan buku pelajaranku dan mencampakkan mereka tergeletak menyeramkan di atas meja belajar.
Sebenarnya aku agak pesimis dengan tes kali ini. Bukan gara-gara aku merasa kurang maksimal mengerjakannya, tapi karena aku terlalu kasar menghadapi kertas LJK yang kelewat menyebalkan itu. Bayangkan saja, aku sudah mengapus sisa coretan di LJK-ku dengan lembut, namun tetap saja ada bagian yang sobek. Dan aku mengulangi kesalahanku itu sampai tiga kali. Sampai-sampai teman-teman menjulukiku ’pelanggan LJK’. Menyebalkan.
Hingga satu minggu kemudian, hasil tes sudah keluar. Aku cuek saja menanggapi ini semua. Toh kalaupun nilaiku jelek, aku sudah jujur duluan di depan Eomma dan Appa kemarin sore.
”Yesung-ie, chukkae~” tiba-tiba Leeteuk menghampiriku sambil menjabat tanganku. Apa-apaan ini? Dia berniat mengejekku gara-gara nilaiku yang jelek?
”Untuk apa?” tanyaku bingung.
”Kau akhirnya menjadi rangking satu parallel seperti impianmu dulu!” seru Kibum sambil menonjok punggungku seperti jika dia sedang bangga kepada seseorang.
”Maksudmu?”
”Kau ini kelewat bodoh atau pura-pura pabbo? Janganlah berpura-pura begini, wajahmu sudah tampak bego tanpa harus kau perjelas” ejek Teukkie.
”Kata Siwon berbohong itu dosa.” ucapku lirih agar Siwon tidak mendengar kalau aku men-copy kata-katanya.
”Siapa yang berbohong?” seru Kibum dan Leeteuk. Cengo.
”Kalian,” sungutku.
”Pabbo! Kau ini susah sekali diberitahu! Terserah” lengos Teukkie sambil meninggalkanku.
”Entah, aku juga penasaran kenapa perubahanmu sedrastis ini. Tapi kalau kau tidak percaya, kau bisa lihat sendiri namamu berada di rangking pertama di hasil tes yang ditempelkan di papan pengumuman depan kantor guru. Chukkae!” Kibum menjabat tanganku dan meninggalkanku sendirian di kelas ini karena beberapa detik yang lalu anak-anak kelasku sedang kalang kabut melihat hasil pengumuman tes.
”Hm, gomawo” aku bingung. Tentu. Tapi, aku sangat senang kalau ini nyata!

Esoknya~
Di papan tulis ada sebuah kata ucapan selamat yang sangat besar. Tulisannya: CHUKKAE KIM JONG WOON. YOU’VE BEEN NO. 1 ON EXAMINATION”
Apa-apaan ini? Kim Jong Woon kan namaku.
“Chukkae Yesung. Untuk pertama kalinya kelas kita berhasil menjadi yang pertama!” seru Kyuhyun berbinar. PSP masih bertengger di tangannya. Seperti ada lem yang merekatkan PSP kecil itu dengan telapak tangan Kyu.
”Gomawo. Tapi ini terlalu berlebihan. Bagaimana dengan nilaimu?”
”Aku? Yaaah, kau pasti tahu kalau nilai sastra Korea ku selalu mendapat nilai 8 ke-bawah. Hanya saja Matematika sangat menolongku!”
”Pintar sekali kau, hahaha!”. Aku lalu menghampiri Henry yang sepertinya agak muram. Hey, dia rangking berapa ya?
”Ya! Henry, kau kenapa?” tanyaku khawatir.
”Nilaiku jelek, sangaaaat jelek!” teriaknya sampai kelas sebelah merasa ada panggilan darurat untuk siswa yang bermuka jelek.
”Aku tidak percaya. Ceritalah kepadaku. Ada masalah?”
”Sebenarnya jawabanku banyak yang benar...”
”Nah, terus?? Bagaimana bisa nilaimu jelek? Aku sudah menduga kau berbohong.”
”Aku belum selesai bicara pabbo!”
”Mian..”
”Tapi kertas LJK dan pensilku sama sekali tidak bisa diajak kompromi!”
”Kertasmu sobek? Pensilmu 3B?. Kalau itu jelas sudah alasannya kenapa nilaimu jelek”
”Wae? Aku tidak menggunakan 3B. Tapi memang kertasku sobek ”
”Bukannya kau sudah tahu kalau yang meneliti jawaban tes kita adalah scanner?”
”AIGO!!! Aku lupa!”
Krik krik...
Jelas sudah alasannya. Henry pabbo.

Yeeey, udah deh... tamat deh :P Mian ya reader, kalau FFnya jelek. Please reviewnya! Gomawo ^^ Papaaaaai~ See you on next fanfiction!