Selasa, 06 September 2011

Harakiri, what is it?

Sebelumnya, aku denger ni kata pertama kali dari Sensei waktu ikut ekstrakurikuler Bahasa Jepang (iyalah Jepang, masa' Sensei dari Perancis). Harakiri itu garis besarnya kaya bunuh diri gitu. Iseng-iseng aku googlingan cari artikel tentang harakiri, ketemu deh! Karena yaa, kan aku baik hati *plak* jadi aku share di sini ah. Baca deh, pasti ngeri ^^
Harakiri atau Seppuku adalah bentuk dari pengorbanan ritual Jepang dari kaum Samurai dengan menusuk atau menggunting perutnya. Harakiri berasal dari kata Hara yang berarti perut dan Kiru yang berarti memotong. Jadi secara harfiah arti dari Harakiri adalah memotong perut. Namun, secara umum Harakiri adalah membunuh diri sendiri dengan cara menusuk perut dan mengeluarkan isi perutnya, setelah itu kepalanya dipenggal oleh seorang pendampingnya. Walaupun demikian orang Jepang sendiri jarang yang menggunakan kata Harakiri. Mereka lebih senang menggunakan kata Seppuku yang memiliki arti yang sama dengan Harakiri. 
Para kaum samurai melakukan harakiri sebagai perwujudan kesetiaannya terhadap tuannya dan juga bisa di beri anggapan sebagai suatu alasan ketidaksukaan atau ketidaksetujuan terhadap tuannya. Alasan utama para kaum samurai melakuan harakiri ialah sebagai wujud agar mereka tidak jatuh ke tangan musuh, jadi mereka lebih memilih melakukan bunuh diri dari pada masuk ke tangan musuh. Ada hal lagi yang membuat para kaum samurai melakukan bunuh diri, karena mereka tidak mau menanggung malu atas kekalahan dari perang itu. Dan apabila untuk melakukan harakiri, biasanya ada juga yang meminta izin dulu terhadap tuannya.  
Para samurai yang ingin melakukan harakiri di haruskan mandi terlebih dahulu, kemudian menggunakan jubah putih, makan – makanan favorite, dan jika hal ini sudah selesai di lakukan, alat – alat yang akan di gunakan di letakkan di atas piring. Kemudian harus menggunakan pakaian upacara yang berwarna putih, karena dengan menggunakan warna putih ini melambangkan kesucian, karena yang biasanya melakukan harakiri ini bukan faktor hal yang negative, melainkan bentuk kesetiannya di zaman samurai terhadap atasannya maupun teman seperjuangannya,oleh karena itu dengan warna putih merupakan hal yang suci, lalu dengan pedang yang di letakkan di depanya dan terkadang di letakkan di kain khusus. Lalu seorang prajurit mempersiapkan sebuah puisi kematian yang berisikan ada hubungannya dengan keagamaan. Puisi ini harus indah, alami dan mengikuti ajaran budha dan Shinto (ada kemungkinan juga kristiani). Dalam puisi, terkadang mengungkapkan kemampuan seseorang untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Selesai menulis puisi, baru kaum samurai itu mengambil pedang yang sudah di taro di sampingnya atau di depannya lalu menusukkan ke perut lantas agak ke kiri lantas pedang digeser ke kanan, yang terakhir ke atas sedikit, agar isi perutnya keluar. 

Gimana? Ada yang niat coba? ^^ Orang gilaaa :p

Sumber: kaskus.us

Tidak ada komentar:

Posting Komentar